PUISI UNTUK HABIB MUNZIR AL-MUSAWA (2020)
SEBUAH LANTUNAN
PUISI
UNTUK SANG
GURU
Masih teringat kala
itu, pengajian rutinan Senin malam yang begitu khusyu saya rasakan. Ratusan
hingga ribuan jama’ah yang memadati masjid pun tidak kalah khusyunya hingga mengikuti
pengajian sampai selesai. Sebuah senyuman sering kali beliau sampaikan kepada
para jama’ah yang hadir pada malam itu. Begitu juga saya yang pernah beberapa
kali mendapatkan senyuman yang menyentuh hati dari ‘Sang Sulthonul Qulub’.
Saya amat sangat
mengingat sebuah perjuangan beliau. Walaupun sakit, beliau tetap memaksakan
untuk bisa hadir dalam mengisi pengajian Senin malam itu. Bahkan jika hujan
turun, beliau pun ikut turun untuk bisa sama-sama merasakan nikmatnya hujan
yang turun pada berlangsungnya pengajian. Beliau sering kali sakit-sakitan yang
memang dari masa kecil beliau sudah tertanam penyakit asma.
Kini beliau sudah
tiada, Allah menjemputnya diumur ke 40 Tahun. Banyak sekali jama’ah yang rindu
dengan beliau. Sebagaimana saya pun merasakan itu. Saya hanyalah seorang pecinta, yang mengaku-ngaku cinta kepada beliau.
Semoga saja beliau “Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al-Musawa” bisa mengakui
saya: sebagai salah satu orang yang pernah duduk di majelis beliau dan beliau
meridhoi-Nya.
Izinkanlah, kalimat
terakhir saya untuk menyampaikan sebuah alunan puisi, teruntuk Sang Guru Pemilik
Rajanya Hati. Semoga selalu kita mengenangnya aamiin.....
----------------------------------------------------------------
Sulthonul Qulub
Teruntuk Sang
Guru...
Al Habib
Munzir Al-Musawa
Wahai Sulthonul
Qulub...
Engkaulah sang
pemilik rajanya hati
Akhlakmu
terukir indah begitu pasti
Aku berharap
semoga bisa bertemu kembali
Di sebuah
pertemuan kelak yang abadi
Wahai Rajanya
Hati...
Waktu demi
waktu terus berputar berganti
Siang dan
malam kau gunakan tuk mengabdi
Jasad dan
tubuhmu hingga merasa tersakiti
Oleh sebuah
beban pikiran yang tak pasti
Wahai Sang
Guru...
Kini, aku tak
bisa lagi melihat senyum mu
Sebuah
senyuman manis yang tertanam di kalbu
Kini, aku
sedang terbelenggu karena sebuah rindu
Dan kini kau pergi selamanya, tak bisa aku bertemu
----------------------------------------------------------------
Note: Puisi ini memiliki HAK CIPTA @2019
Sumber Puisi:
Buku : Terukir
Kata Para Pecinta
Penulis : Reza
Aditya
Penerbit : Farha
Pustaka
Ukuran :
14x20 Cm
Tebal :
100 Halaman
Cetakan : Ke-1
ISBN :
978-623-7396-12-3
As stated by Stanford Medical, It is really the SINGLE reason women in this country get to live 10 years longer and weigh on average 19 KG less than we do.
BalasHapus(Just so you know, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret exercise and really, EVERYTHING around "how" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
Tap this link to discover if this little questionnaire can help you discover your real weight loss potential