Editor's Clinic: Berdiskusi Untuk Bisa Menerbitkan Buku Ke Penerbit Mayor

Assalamu'alaikum.Wr.Wb

Saya Reza Aditya, ingin berbagi pengalaman kepada kalian para pembaca agar bagaimana caranya tulisan kalian bisa diterima di penerbit mayor.

Pada saat itu tepatnya hari Minggu, 04 Agustus 2019 di acara GRAMEDIA WRITERS & READERS FORUM.

Saya berkesempatan bisa berkunjung di sana, ada pameran bukunya, ada forum yang bisa bertemu dengan para penulis-penulis mayor seperti: Eyang Sapardi Djoko Damono, Yudhistira Massardi, Ahmad Fuadi, Tsana, Aan Mansur, dan masih banyak lainnya.

Oiya, langsung saja keintinya.
Pada saat pagi menjelang siang itu, saya sudah lama mendaftarkan diri saya untuk bisa ikut dalam sesi "Editor's Clinic" yang ada di GWRF2019 ini.

Editor's Clinic itu adalah tempat untuk kalian yang mau berdiskusi dengan kakak editor penerbit mayor tentang naskah buku yang sudah kalian tulis. Kalian bisa bertanya-tanya dengan detailnya bagaimana cara untuk bisa naskah kita keterima di penerbit mayor.

Saya bertemu dengan salah satu editor dari penerbit Elex Media atau QuantaBook, yang bernama Kak Jarwati, katanya:

CARA-CARA TULISAN NASKAH AGAR BISA KETERIMA DI PENERBIT MAYOR:

1. NASKAH MAU DIKIRIM KE PENERBIT APA?
Jika ingin mengirim naskah, kita harus lebih mengetahui dulu, mau kemana naskah yang harus dikirim. Pastikan kamu tidak salah mengirim naskah.


2. MENGETAHUI PROSEDUR SYARAT PENERBIT
- Biasanya setiap penerbit itu berbeda-beda kebutuhan naskah, ada yang khusus naskah FIKSI (Novel), ada juga yang khusus NON-FIKSI (pengembangan diri, pengetahuan, buku sekolah, dll).

- Kamu juga harus paham, dengan syarat-syarat yang sering kali tertera pada aturan penerbitan, seperti: bentuk font, ukurannya, ukuran kertasnya, itu harus diperhatikan.

- Coba dicek saja langsung ke website para penerbit mayor yang ada, pasti berbeda-beda syaratnya.


3. PASTIKAN NASKAH SUDAH READY: JUDUL, DAFTAR ISI & ISI NASKAH
- Carilah judul naskah yang menarik singkat boleh, asal jelas dengan isi naskahnya. Disarankan buatlah naskah yang sesuai dengan keadaan sekarang, pasti banyak yang cari.

- Daftar isi jangan sampai lupa ya, karena itu penting, agar redaksi tahu apa saja isi yang ada pada naskah kamu.

- Isi naskah, harus sudah selesai. Kalau bisa buat editor tulisanmu sendiri, seperti tulisan ada yang tebal, ada kotak quotesnya.


4. PERSIAPKAN: SINOPSIS NASKAH, KELEBIHAN NASKAH & CV KAMU
- Buatlah sinopsis/blurb yang bagus, singkat, padat dan jelas, agar redaksi penerbitnya suka dan tertarik dengan naskah kita.

- Jangan lupa, cantumkan kelebihan naskah kamu, agar redaksi tahu apa yang menjadi pembeda dengan naskah-naskah lainnya. Buatlah kelebihan itu menjadi nyata, agar naskah kamu bisa diterima oleh redaksi penerbit.

5. TUNGGU NASKAH DIPROSES
Jika naskahmu sudah dikirim ke salah satu penerbit mayor, maka tunggulah balasan dari tim redaksi.
Biasanya akan ada balasan dari tim redaksi, bahwa kita harus menunggu balasan berikutnya, lalu kita harus menunggu kurang lebih 3 Bulan lamanya, jika belum ada balasan selanjutnya maka naskah kita otomatis ditolak. Maka silahkan kirim lagi ke penerbit mayor yang berbeda.

SELAMAT MENCOBA.

Salam Literasi.

Reza Aditya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINOPSIS & RESENSI "CAHAYA CINTA PESANTREN"

TUGAS RESENSI NOVEL Nama : Reza Aditya Nim     : 3120150011 Dosen : Drs. Soekardi HP Judul Novel    : Cahaya Cinta Pesantren Penulis            : Ira Madan Penerbit         : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo Tahun Terbit : 2016 Cetakan          : Ke 3 Tebal               : 292 halaman Ukuran            : 20 cm Cahaya cinta pesantren adalah suatu karya Ira Madan (putri daerah Sumatera Utara yang sangat menarik), selain menyuguhkan wisata ibukota di awal cerita, juga memaparkan suatu alur cerita yang menggelitik perut, menyentuh hati dan menambah wawasan yang islami dalam kehidupan sosok tokoh utama ketika memulai kehidupannya menjadi santriwati sampai ketika mengarungi hidup baru setelah lulus menjadi alumni pondok pesantren. Semua anak bangsa yang berasal dari Sumatera Utara adalah anak bangsa yang luar biasa. Sastrawan yang juga guru matematika alumni pondok pesantren ini adalah salah satu contohnya. Cahaya cinta pesantren adal
Baca selengkapnya

Buku Terukir Kata Para Pecinta Karya Reza Aditya

Gambar
  BUKU TERUKIR KATA PARA PECINTA KARYA REZA ADITYA   BLURB: Buku ini adalah sebuah kumpulan puisi, yang di dalamnya terbagi menjadi dua bagian yaitu puisi islami dan puisi umum. Puisi ini bertemakan sebuah kata-kata cinta dan kata-kata semangat hidup. Makna cinta itu luas bagaikan sebuah samudra yang membentang di lautan. Cinta itu adalah sebuah pengorbanan, sebuah kerinduan, sebuah kebahagiaan, sebuah keindahan hidup dan sebuah perjuangan. Penulis telah mengukir kata-kata puisi indah ini ke dalam sebuah buku, sebab buku ini bisa ditulis karena adanya sebuah realita kehidupan nyata yang dirasakan oleh penulis. Penulis pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, eh akhirnya benar-benar terjatuh karena sebuah cinta yang fana, dikira cinta abadi ternyata cinta-cinta monyet. Akhirnya penulis menyadari bahwa sesungguhnya cinta yang abadi itu adalah cinta kepada Tuhannya yaitu Allah SWT dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW hingga kepada kedua orangtua kita. Buku ini ditulis dengan sebuah kata-k
Baca selengkapnya

PUISI UNTUK HABIB MUNZIR AL-MUSAWA (2020)

SEBUAH LANTUNAN PUISI UNTUK SANG GURU Masih teringat kala itu, pengajian rutinan Senin malam yang begitu khusyu saya rasakan. Ratusan hingga ribuan jama’ah yang memadati masjid pun tidak kalah khusyunya hingga mengikuti pengajian sampai selesai. Sebuah senyuman sering kali beliau sampaikan kepada para jama’ah yang hadir pada malam itu. Begitu juga saya yang pernah beberapa kali mendapatkan senyuman yang menyentuh hati dari ‘Sang Sulthonul Qulub’. Saya amat sangat mengingat sebuah perjuangan beliau. Walaupun sakit, beliau tetap memaksakan untuk bisa hadir dalam mengisi pengajian Senin malam itu. Bahkan jika hujan turun, beliau pun ikut turun untuk bisa sama-sama merasakan nikmatnya hujan yang turun pada berlangsungnya pengajian. Beliau sering kali sakit-sakitan yang memang dari masa kecil beliau sudah tertanam penyakit asma. Kini beliau sudah tiada, Allah menjemputnya diumur ke 40 Tahun. Banyak sekali jama’ah yang rindu dengan beliau. Sebagaimana saya pun merasakan itu. Saya
Baca selengkapnya