"BERAWAL DARI SEBUAH MIMPI & MERUBAH MIMPI MENJADI KENYATAAN"
MENGENAL MAJELIS RASULULLAH SAW
A. Pertama Kali Kebiasaan Ini Terjadi
Awal mula pertama
kalinya ini terjadi, kami adalah sekelompok-sekelompok pemuda/pemudi dari
golongan anak-anak majelis ta’lim yang sering mengaji kesana kemari demi
mengharap ilmu dan ridho dari guru-guru kami semua. Mau jarak pengajian majelis
itu jauh “tak mundur tetap kami hadiri”
karna memang tekat kami ingin mencari sebuah ilmu, walaupun memang kami mengaji
sembari membawa bendera kecintaan kami yaitu “Bendera Majelis Rasulullah SAW”.
Sering kali kami ditegur oleh banyak orang, mungkin karena tidak suka dengan
cara pengajian membawa-bawa bendera dan mungkin kali karena adanya bendera bisa
menutupi akses jalan raya untuk pengemudi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kami sudah berusaha mungkin untuk tidak menutupi akses jalan, sebelumnya kami
meminta maaf kepada seluruh orang-orang yang mungkin sudah terganggu jalannya
karna kekonvoian kami, sesungguhnya niat kami dijalan hanya ingin konvoi dan
untuk syiar islam bukan untuk merugikan orang lain.
Lama kelamaan kami
semua mulai aktif menghadiri majelis yang dekat maupun yang jauh, jumlah jamaah
kami mulai lumayan banyak karna terbantunya di tahun 2012 bisa bergabung dengan
komunitas “Keluarga Besar Majelis
Rasulullah SAW Bekasi” yang diketuai oleh sdr.johan (ateng) dan saya
langsung dipercaya oleh beliau untuk menjadi kordinator di wilayah rawa lele
dan sekitarnya seperti : jatimekar, jatikramat dan jatimakmur.
B. Mengenal Nama MR (Majelis Rasulullah SAW)
Pertama kali saya
mengenal majelis hanyalah pengajian-pengajian kecil dan acara-acara besar islam
seperti : Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Peringatan Tahun Baru Islam,
Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan lain-lain. Karena saya sering
ikut-ikut acara ini mulailah saya diajak oleh teman saya yang bernama “Ahmad
Qulyubi (makoy)” untuk menghadiri majelis MR. Disaat itu tahun 2011 dan
kejadiannya pada malam selasa tanggal 26 Desember, disaat itu saya bingung dan
saya bertanya-tanya kepada dia.
“Apah
itu MR ?, Dimana tempat pengajiannya ? Jauh nggak ?” saya bertanya.
Beliau menjawab :
“MR itu
MAJELIS RASULULLAH SAW, bertempat
di Masjid Raya Jami’ Al-Munawwar di
Pancoran Jakarta Selatan”
Saya berkata lagi :
“Waduh,
jauh juga yaaa koy ??? (merasa kebingungan dan rasa penasaran yang tinggi)”
Beliau menjawab :
“Udah
ayooo jangan kebnyakan ngomong, entar juga kalo udah disono anteng pasti”
Saya bertanya :
“Harus
bawa apaan aja koy kesana ? jauhkan ya ? ane bawa motor gak koy ? helem bawa
juga ?”
Beliau menjawab :
“Yaa
Allah, bawa jaket nte, nte punya jaket MR kan ? nte gak usah bawa motor biar
make motor ane aja, tapi pt-pt (patungan) yaaaaa heheheee :D bawalah helem biar
selamet okeeeeeeee..”
Saya menjawab :
“OKEEEE
siaaapppppppp koy, semangat 45 :D”
Beliau menjawab :
“Bukan
semangat 45, tapi semangat 313 cayyyy”
Saya bertanya lagi :
“Apa itu
313 koy ?????????”
Beliau menjawab (sambil ngedumel)
:
“Udah
ah, gak berangkat-berangkat kita ini !!!!!!!!”
Dan akhirnya saya
berangkat bersama beliau ke daerah jatibening karna disitulah tempat
perkumpulan konvoinya dan disitu juga beyt saudaranya, saya di perkenalkan
dengan satu per satu jamaah jatibening, ada yang namanya : Bang Musfiqk, Bang
Ateng, Muslim (tompul), Melohok, Wanto, Ajiz, Ikhsan, Bom-Bom, Tarmid dan
kawan-kawan. Mereka semua orangnya humoris sering sekali membuat saya ketawa “Tiada hari tertawa kecuali bersama mereka
semua” dan akhirnya saya berangkat menuju Pancoran dengan membawa bendera
Majelis Rasulullah SAW - Jatibening Baru. Sesampainya saya di Masjid Al-Munawwar
saya merasa bingung dan hati saya bercampur aduk disana, karena melihat
pemandangan yang sangat luar biasa dan saya pun berkata :
“Sebanyaknya
ini kah orang yang hadir kemari ??? sehingga menimbulkan kemacetan yang sangat
panjang diluar sana”
Dan saya pun kembali
merasa bingung ketika melihat seorang ulama bertubuh besar yang sedang
terbaring pingsan duduk di kursi roda dan langsung banyak crew-crew MR yang
mengelilinginya untuk dibawa ulama tersebut ke sebuah mobil hitam yang berplat
No. “B 1 MRS”. Dan ternyata ulama yang pingsan itu adalah Pimpinan Majelis
Rasulullah SAW yaitu Almaghfurllah Al-Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa.
Dan disitulah saya
sudah mulai banyak tau tentang MR, Siapakah pimpinanya ? Dimana tempat
pengajiannya ? Setiap malam apakah pengajiannya ? Pembahasan apa yang dibahas
dipengajian itu ? Dan masih banyak lainnya.
Begitulah ceritanya
asal mula bisa mengenal nama MR (Majelis Rasulullah SAW), mulailah saya berkembang
aktif di Majelis Rasulullah SAW.
MENGENAL NAMA SANG MACAN TIMUR
A.
Keberkahan Syiar Bendera Majelis Rasulullah SAW Jatibening
Disaat itu Jama’ah MR
Jatibening mempunyai keinginan untuk membuat sebuah jaket Keluarga Besar Majelis
Rasulullah SAW yang membawa nama daerah Jatibening Baru Bekasi. Disaat
perbincangan tentang jaket ini terjadi pada malam 12 Rabbiul Awwal tahun (2012), karena memang
besok pagi kita ingin konvoi untuk acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di
Monas pada tanggal 5 Februari 2012.
Disaat kita sampai di
monas, kita mengibarkan bendera MR Jatibening yang berwarna “Merah Putih Merah (garis dari atas ke
bawah)”, di kibarkanlah bendera itu dengan rasa semangat dan rasa syiar
untuk Sayydina Muhammad SAW sangat dijunjung tinggi oleh jama’ah jatibening
maupun jama’ah lainnya. Walaupun disaat itu hujan sangat deras turun, kami
tidak pernah pindah dari tempat duduk dan sangat kami nikmat hujan berkah ini.
Setelah acara selesai
dari pihak jama’ah lain ada yang bersilaturahmi kepada kita, mereka berkata
bahwa mereka asalnya dari jama’ah MR Rawa Lumbu - Bekasi Timur yang di
kordinatori oleh Sdr.Herdian dan beliau berkata :
“MasyaAllah,
saya sangat takjub melihat bendera Jatibening berkibar sangat leluasa di
lapangan monas ini (karena memang sesungguhnya bendera tidak boleh dikabarkan
pada waktu majelis berlangsung
karna disitu ada Bapak Presiden Republik Indonesia dan banyaknya penjagaan
ketat disekeliling monas)”
B. Perencanaan Pembuatan Jaket KBMRS Bekasi
Itulah ungkapan yang
mereka katakan kepada kita dan kita
pun dekat kepada mereka semua, akhirnya kami bercerita kepada
mereka tentang rencana pembuatan jaket Keluarga Besar Majelis Rasulullah SAW -
Jatibening dan mereka mempunyai rencana yang sama seperti kita, namun berbeda
nama dan tujuannya. Mereka mempunyai rencana dan tujuan diantaranya :
1.
Ingin
membuat jaket Keluarga Besar yang bernamakan Majelis Rasulullah SAW untuk
seluruh Kota Bekasi.
2.
Di
buatnya jaket ini bertujuan untuk menyatukan para pemuda/i untuk menjalin
hubungan silaturahmi khususnya di Kota Bekasi ini.
Itulah harapan-harapan
mereka ingin membuat jaket dan akhirnya kami sering mengadakan pertemuan antara
jama’ah (jatibening dan rawa lumbu) untuk menyelesaikan jaket ini. Disaat
sedang hangat-hangatnya perbincangan tentang jaket ini, datanglah satu jama’ah
lagi yang ingin bersilaturahmi kepada kita yaitu dari daerah Bantar Gebang yang
di kordinatori
oleh
Sdr.Adhi, dan mereka pun ikut serta tentang rencana pembuatan jaket MR Bekasi
ini, dan semakin kuat betul tali silaturahmi kita kepada jama’ah yang lainnya.
Dan akhirnya rapat besar diadakan
oleh tiga perwakilan daerah yaitu :
1.
Jatibening
2.
Rawa
Lumbu
3.
Bantar
Gebang
Di dalam rapat itu membahas
tentang perencanaan pembuatan jaket MR Bekasi dan hasil rapat itu diantaranya :
1.
Jaket
tersebut menggunakan nama (Keluarga Besar)
2.
Jaket
tersebut menggunakan logo dan nama besar (Majelis Rasulullah SAW)
3.
Jaket
tersebut menggunakan lambang (Kota Patriot/Lambang Kota Bekasi)
4.
Jaket
tersebut menggunakan warna (Merah - Putih - Hitam)
Setelah sepakat dengan
hasil rapat itu, maka di buatlah desain untuk
jaket MR Bekasi ini dan desain itu langsung diserahkan kepada pihak “Kios Nabawi” (tempat pembuatan jaket
Majelis Rasulullah SAW Pusat) dan langsung meminta izin kepada Almagfurllah
Al-Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa. Disaat itu Habibana sedang sakit dan pihak
kios nabawi tidak bisa sembarangan masuk begitu saja dan akhirnya menunggu
sampai Habibana terbangun dari tidurnya. Ketika Habibana sudah terbangun maka
pihak kios nabawi meminta izin utuk memasuki ruang peristirahatan Habibana
melalui orang kepercayaannya Habibana.
Dengan mengucap
Alhamdulillah, jaket MR Bekasi ini telah mendapatkan izin langsung dari
Habibana Munzir Al-Musawa untuk bisa produksi di Kios Nabawi Majelis Rasulullah
SAW dan jaket ini mendapatkan julukan dari Habibana yaitu “MACAN TIMUR” yang artinya :
1.
MACAN : Bekasi adalah daerah yang
sering muncul di jadwal mingguan
maupun bulanan Majelis Rasulullah SAW.
2.
TIMUR : Bekasi adalah daerah yang posisinya
berada di (wilayah bagian
Timur)
daerah Jakarta.
Dengan adanya
perizinan ini maka langsung di buka “Gelombang
Pertama” untuk jaket MR Bekasi ini dan di umumkanlah keseluruh wilayah
bekasi melalui (media sosial, mulut ke mulut, door to door, dll) dan dengan
jerih payah perjuangan itu akhirnya menghasilkan diantaranya :
1.
Untuk
gelombang pertama ini menghasilkan 150
(-/+) pemesan jaket MR Bekasi.
2.
Pemesan
terbanyak untuk gelombang pertama ini adalah daerah Bantar Gebang.
3.
Pemesan
terdiri dari berbagai wilayah bekasi seperti :
1.
Jatibening
2.
Rawa
Lumbu
3.
Bantar
Gebang
4.
Cileungsi
5.
Kampung
Dua
6.
Bintara
7.
Rawa
Lele
8.
Jatimekar
9.
Jatikramat
10.
Jatiasih
11.
Dan
wilayah lainnya
Setelah
melalui beberapa tahap, akhirnya jaket itu pun selesai produksi di bulan Mei
dan langsung dipakai bersama-sama ketika acara “Tabligh Akbar Guru Mulia Al-Habib Umar Al-Hafidz Di Monas” pada
tanggal 7 Mei 2012 dan ditanggal itulah kelahiran Keluarga Besar Majelis
Rasulullah SAW Bekasi yg disebut MRS Bekasi.
Setelah lima
bulan kemudian, barulah dibentuk pada tanggal 13 Oktober 2012 di daerah Bantar
Gebang sekaligus pergantian Ketua yang baru. Disaat itu terpilihlah ketua baru
yang bernama Sdr.Raden Herdian dari
cabang Rawa Lumbu Bekasi dan nama Keluarga Besar Majelis Rasulullah SAW Bekasi disebut
dengan nama KBMRS Bekasi pada waktu itu.
Setelah satu
tahun sembilan bulan kemudian, adanya pergantian ketua KBMRS Bekasi (sementara),
tepatnya pada tanggal 25 Juli 2014 di daerah Jatibening Argia (kediaman
Sdr.Aries), saat itu sedang berlangsung acara buka puasa bersama sekaligus
pemilihan ketua KBMRS Bekasi bersifat (sementara) dan yang terpilih adalah saya
(Reza Aditya) dari cabang Rawa Lele. Hasil rapat itu beda selisih satu dengan
calon ketua lain yg bernama Sdr.Muslim Firdaus dari cabang Jatibening, saat itu
selisih 13-12 suara antara saya dengan Muslim Firdaus dan pada akhirnya saya
terpilih menjadi ketua sementara KBMRS Bekasi di tahun 2014 menggantikan
Sdr.Herdian.
MEMULAI SEJARAH BARU DI DALAM KBMRS
BEKASI
A. Bertanggung Jawab Di KBMRS Bekasi
Setelah saya
terpilih menjadi ketua sementara di KBMRS Bekasi, mulailah sejarah hidup baru
saya yang saya pelajari disini. Manis pahitnya yang saya rasakan disini,
bagaimana cara mulainya untuk mengatur KBMRS Bekasi ini yang banyak sekali
jama’ahnya. Rasa pusing yang selalu hadir menyelimuti dikepala saya hingga
merasakan ketakutan yang amat tinggi terhadap banyaknya jama’ah KBMRS Bekasi.
Banyaknya dukungan yang selalu menyemangati saya di KBMRS Bekasi ini dan banyak
juga permasalahan-permasalahan yang selalu datang menghampiri saya di komunitas
ini. Ketika baru saja saya menjabat ketua sementara di KBMRS Bekasi, setelah
tiga hari kemudian langsung mendapatkan masalah-masalah kecil maupun besar.
Perasaan yang selalu saya pendam didalam hati saya,
hingga saya berkata :
“Kenapa banyak orang yang lebih memilih saya menjadi ketua di KBMRS Bekasi
? Bukankah banyak jama’ah KBMRS Bekasi disana ? Apa bedanya saya dengan orang
lain ? Sejujurnya saya takut jika saya menjadi ketua, akan datang terjadinya
permasalahan-permasalahan di KBMRS Bekasi karena saya belum cukup mahir
memimpin komunitas sebesar ini”
Awal pertama
kali saya terpilih menjadi ketua sementara, disaat itu perasaan saya menjadi
campur aduk (khawatir, takut, bingung, panik, senang, pusing). Teman-teman saya
pun tidak menyangka kalau saya bisa terpilih dipemilihan itu, karena saya yakin
mereka tidak memilih saya (walaupun saya ini adalah temannya) melainkan mereka
tidak memilih saya dengan bermaksud “Takut jikalau saya sampai terpilih menjadi
ketua, dan saya pasti akan dilempari permasalahan yang amat banyak tentunya yg
akan datang di KBMRS Bekasi”
Saya sangat
salut dengan teman-teman seperjuangan saya yang sering membantu dan selalu
menyemangati saya demi bangkitnya KBMRS Bekasi. Susah maupun senang saya
terletak pada teman-teman saya. Saya akan merasa bahagia jika melihat
teman-teman saya senang dan saya akan merasakan kecewaan jika melihat
teman-teman saya dalam keadaan susah. Disinilah peran saya menjadi ketua harus
sering kali tahu bagaimana kondisi teman-teman saya maupun jama’ah KBMRS Bekasi
lainnya.
B. Pengurusan Jaket KBMRS Bekasi
Pengurusan
tentang jaket KBMRS Bekasi tidak pernah jauh dari saya, karena memang saya sudah
berpengalaman dalam mengurusnya. Disini tugas saya hanya meneruskan kembali
produksi jaket untuk KBMRS Bekasi. Awalnya saya sudah pernah diberi amanat dari
para pengurus-pengurus besar KBMRS Bekasi disaat masa Bang Ateng dan Bang
Herdian (mereka mantan ketua KBMRS Bekasi), disaat itu saya hanya pengurus
cabang yang mesan jaket paling banyak hanya 14 orang saja tidak seperti
sekarang ini pemesanan jaket keseluruhan cabang saya yang mengurusnya karna
saya sudah berubah jabatan menjadi ketua. Disinilah misi baru saya untuk bisa
menjalani amanat yang benar-benar begitu berat untuk dijalani karena amanat ini
berhubungan dengan uang.
Dimasa pengurusan saya ini, KBMRS Bekasi memproduksi dua
kali gelombang jaket diantaranya :
Gelombang 7 :
-
Dibuka pada awal bulan Agustus 2014.
-
Jumlah 49 Pcs.
-
Harga : Rp 155.000 /
Jaket (Rp 150.000 @kiosnabawi dan Rp 5.000 @kbmrsbekasi).
-
Total Biaya Keseluruhan Jaket : Rp 7.350.000
(@kiosnabawi).
Gelombang 8 :
-
Dibuka pada awal bulan februari 2015.
-
Jumlah 72 Pcs.
-
Harga : Rp 155.000 /
Jaket (Rp 150.000 @kiosnabawi dan Rp 5.000 @kbmrsbekasi).
-
Total Biaya Keseluruhan Jaket : Rp 10.700.000
(@kiosnabawi).
Komentar
Posting Komentar